Feriawan Harguna Widodo : Cahaya Pembasmi Hama

"Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya"

Serangga adalah mahluk hidup dengan spesies terbanyak didunia. Total spesies serangga sebesar 4-8 juta sangat dominan dibanding total spesies seluruh mahluk hidup sebanyak 12.5 juta. Jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi sebesar 1.5 juta, jumlah serangga yang teridentifikasi sebesar 950 ribu. Ini berarti jumlah serangga yang teridentifikasi lebih dari 1/2 jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi. Serangga adalah kelompok utama hama. (Alim & Ramza, 2013)

Menurut pakar perlindungan tanaman, Purnama Hidayat, paling tidak ada lima alasan yang dapat mendukung pernyataan tersebut.

Serangga merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan, kurang lebih 2/3 spesies hewan yang telah teridentifikasi adalah serangga.

  1. Serangga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungannya.
  2. Serangga memiliki jenis makanan yang beragam.
  3. Serangga dapat berkembang biak dengan cepat.
  4. Serangga dapat menjadi resisten terhadap insektisida.

Sebagai makhluk yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, serangga mudah terpengaruh oleh kondisi fisik lingkungan. Oleh karenanya serangga hama dapat dikendalikan secara fisik, yakni melalui pengaturan faktor[1]faktor fisik diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Suhu.
  2. Kelembaban : mempengaruhi penguapan cairan tubuh serangga, preferensi tempat hidup dan persembunyian (terutama iklim mikro). RH Optimum 73-100%.
  3. Suara.
  4. Cahaya : mempengaruhi aktivitas serangga (diurnal, nokturnal, krepuskular), perilaku serangga (tertarik gelombang cahaya, menghindar gelombang cahaya).

Rancangan Alat Penangkap Serangga Hama

Ketika nilai intensitas cahaya yang efektif diperoleh melalui uji laboratorium, dapat diimplementasikan dalam rancangan alat penangkap serangga hama di lahan pertanian. Secara umum gambaran cara kerja piranti perangkap serangga hama ini adalah dengan menyalakan lampu utama dalam beberapa waktu untuk mengumpulkan semua serangga. Setelah lampu utama padam, lampu perangkap serangga kecil dinyalakan, sehingga serangga menuju perangkap serangga kecil yang di atasnya telah dipasang filter sehingga hanya serangga ukuran kecil saja yang dapat masuk dan terperangkap. Setelah lampu perangkap serangga kecil padam, kemudian lampu perangkap serangga sedang dinyalakan sehingga sisa serangga yang tidak masuk perangkap pertama menuju perangkap ke dua (perangkap serangga sedang). Hasil dari temuan pada penelitian tersebut adalah kondisi pertama dimna diperoleh 6 siklus penangkapan serangga tiap jam dengan pembagian waktu; 4 menit untuk nyala lampu 4 (mengumpulkan semua serangga); 2 menit untuk nyala lampu 3 (mengarahkan serangga kecil ke bejana perangkap); 2 menit untuk nyala lampu 2 (mengarahkan serangga sedang ke bejana perangkap); 2 menit nyala lampu 1 (pengarah serangga besar ke bejana perangkap). Sehingga jumlah waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus penangkapan selama 10 menit.

Kondisi kedua dimana diperoleh 3 siklus penangkapan serangga tiap jam dengan pembagian waktu; 8 menit untuk nyala lampu 4 (mengumpulkan semua serangga); 4 menit untuk nyala lampu 3 (mengarahkan serangga kecil ke bejana perangkap); 4 menit untuk nyala lampu 2 (mengarahkan serangga sedang ke bejana perangkap); 4 menit nyala lampu 1 (pengarah serangga besar ke bejana perangkap). Sehingga jumlah waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus penangkapan selama 20 menit.

Hasil implementasi dan analisis data uji coba yang telah dilakukan pada penelitian tersebut menggambarkan bahwa rancangan alat penangkap serangga (hama) yang diimplementasikan telah memiliki mekanisme kerja yang sesuai rancangan. Dengan menunjukkan bahwa Skenario 6 kali siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4 selama 4 menit; mengatur nyala lampu 3 selama 2 menit; mengatur nyala lampu 2 selama 2 menit; dan mengatur nyala lampu 1 selama 2 menit. Dan skenario 3 kali siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4 selama 8 menit; mengatur nyala lampu 3 selama 4 menit; mengatur nyala lampu 2 selama 4 menit; dan mengatur nyala lampu 1 selama 4 menit.

Nama : Feriawan Harguna Widodo

NIM : 1903015060

Kelas : 7C
 
Artikel ini dibuat sebagai tugas kuliah Pengantar Kecerdasan Tiruan sebagaimana yang tertuang dalam Online Learning Uhamka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berita Uhamka Oleh Feriawan

Tugas 3 Pemodelan dan Simulasi : SIMULASI DAN MODEL 7C oleh Feriawan

Tugas 1 [Feri] : Pengantar Kecerdasan Tiruan 7D22